Welcome to my blog! I’m Fadel. Through this blog, I aim to share my opinion, insights, and experiences. Join me on this journey as we explore the world of slow, purposeful living together!

Resensi Buku Anak Semua Bangsa karya Pramudya Ananta Toer | Review Buku 3

Resensi Buku Anak Semua Bangsa karya Pramudya Ananta Toer | Review Buku 3

Category:

By

/

4 menit

read

IDENTITAS BUKU

Judul buku      : Anak Semua Bangsa

Pengarang       : Pramoedya Ananta Toer

Penerbit           : Hasta Mitra

ISBN               : 979-8659-13-9

Tebal buku      : 404 Halaman

SINOPSIS            

Setelah kepergian Annelies yang malang, Minke dihadapkan pada permasalahan-permasalahan baru yang datang silih berganti dalam hidupnya. Dalam permasalahan-permasalahannya tersebut juga Minke jadi merenungkan banyak hal.

Salah satunya pertemuannya dengan Khouw Ah Soe, seorang aktivis asal China yang dengan berani pergi jauh dari tanah airnya untuk menemui orang-orang sebangsanya yang berada dalam peradaban lain.

Juga kritik sahabatnya, Jean Marais dan Kommer yang mengatakan kalau Minke tidak mengenali bangsanya sendiri. Hal itu sedikit-banyak mengganggu batin Minke, hingga saat Minke berkunjung ke kediaman Sastro Kassier di Tulangan, Sidoarjo, ketika ia berkeliling, ia mampir dan menginap dirumah seorang petani pribumi bernama Trunodongso. Ia melihat secara langsung dan hidup bersama dalam gelembung baru yang pertama kali ia masuki dalam hidupnya—kehidupan petani pribumi—. Disana ia menulis kisah menarik tentang Trunodongso, dan Surati, Anak Sastro Kassier.

Di atas kapal Oosthoek menuju ke Betawi, ada pertemuan dengan Ter Haar, seorang mantan redaktur koran kolonial S.N.v/d D yang akan berpindah ke koran De Locomotief di Semarang. Ia menceritakan begitu banyak kejadian bangsa-bangsa di dunia seolah membuat Minke banyak merenung dan berpikir, juga membuka mata tentang banyak bangsa-bangsa di dunia dan perannya untuk bangsanya sendiri sebagai orang terdidik lulusan H.B.S.. Ter Haar juga bercerita tentang bagaimana “modal” memegang kendali atas segala kekuasaan, bagaimanapun keahlian dan kepintaran kita, orang yang memiliki modal lah yang tetap memiliki kuasa.

“Lihat kapal itu, juga Milik K.P.M., modal Sri Ratu juga ada di dalamnya. Seperti pada kapal ini. Semua dibikin oleh tukang dan insinyur pandai. Mesin-mesinnya dibikin oleh penemu mahapandai. Tapi semua itu milik sang modal. Yang tak bermodal hanya akan jadi kuli, tidak lebih, biar kepandaiannya setinggi langit, …” Ter Haar berucap.

Minke juga melakukan perlawanan, bersama dengan Nyai Ontosoroh, Darsam, sahabatnya Kommer dan Jean Marais, serta anaknya Jean Marais yaitu Maysaroh Marais melawan  Tuan Insinyur Maurits Mellema yang telah mengambil Annelies dari mereka, juga hendak berusaha mengambil alih Boerderij Buitenzorg, Perusahaan yang dibesarkan dan diurus oleh garam keringat Nyai Ontosoroh. Mereka melawan, melawan walau hanya dengan mulut.

KESAN

Ketika orang eropa sudah berdiskusi tentang ilmu pengetahuan dan ide-ide, bangsa pribumi kita masih menunduk, takut dan merendahkan diri melihat orang-orang yang menggunakan sepatu. Bangsa ini—pada latar waktu di dalam buku—memiliki gap peradaban yang jauh dengan orang eropa. Sungguh menggores hati melihat betapa kecilnya bangsa kita dimasa itu.

Begitu juga terasa betapa jengkelnya seorang Nyai Ontosoroh terhadap piciknya dan serakahnya kolonial Belanda itu. Bahwa orang yang terdidik dengan ilmu pengetahuannya tidaklah menjadi sebuah jaminan bahwa mereka bisa menjadi seorang yang memiliki empati dan humanisme. Hal semacam ini membangkitkan kesadaran bahwa pendidikan dan rasa kemanusiaan adalah dua hal yang terpisah.

KEUNGGULAN BUKU

Buku ini membuka wawasan kita tentang sejarah, kebudayaan dan pengenalan terhadap bangsa kita sendiri dimasa lalu. Membukakan mata betapa kecilnya bangsa kita dimasa lalu jika dibandingkan dengan orang-orang eropa dengan ilmu pengetahuannya. Membangkitkan gairah betapa kita mesti berbuat untuk bangsa kita sendiri dan melawan segala macam ketidakadilan-ketidakadilan yang menindas siapapun yang tak punya kekuatan.

KELEMAHAN BUKU

Buku ini merupakan buku Roman, tapi tidak banyak menceritakan kisah cinta antara pria dan wanita yang sedang jatuh cinta. Lebih banyaknya tentang eksplorasi tokoh utama dalam melihat bangsa-bangsa di dunia juga melihat dan mengenali bangsanya sendiri.

Dalam buku ini juga terdapat cukup banyak istilah-istilah yang mungkin terdengar asing dan kurang relevan di jaman sekarang karena memang latar waktunya adalah penghujung abad ke-19. Untuk dapat mengetahui konteks cerita secara menyeluruh, mesti baca buku yang sebelumnya, yakni Bumi Manusia.

KESIMPULAN

Saya melihat ada dua kutipan di dalam buku ini yang terasa begitu kuat dan relevan untuk orang-orang yang ada dimasa sekarang ini.

“Aku adalah bayi semua bangsa dari segala jaman, yang telah lewat dan yang sekarang. Tempat dan waktu kelahiran, orangtua, memang hanya satu kebetulan, sama sekali bukan sesuatu yang keramat.”

Tak peduli waktu dan tempat kita dilahirkan atau siapa orang tua kita, bukanlah sesuatu yang keramat. Selama kita belajar dan belajar baik dalam ilmu pengetahuan juga dalam empati kemanusiaan, kita akan bisa menjadi manusia yang maju.

“Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu dan pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya.”

Bahwasanya pendidikan dan ilmu pengetahuan bukanlah satu hal yang memastikan seseorang dikatakan beradab. Kita bisa berpendidikan setinggi-tinggi langit, tapi bila kita kehilangan empati dan rasa kemanusiaan, bila yang ada dikepala kita hanyalah keserakahan dan kerakusan, kita hanyalah iblis yang mempunyai gelar.

Satu tanggapan untuk “Resensi Buku Anak Semua Bangsa karya Pramudya Ananta Toer | Review Buku 3”

  1. Resensi Buku Anak Semua Bangsa karya Pramudya Ananta Toer | Review Buku 3 – Lenangneros.home.blog Avatar
    Resensi Buku Anak Semua Bangsa karya Pramudya Ananta Toer | Review Buku 3 – Lenangneros.home.blog

    […] Resensi Buku Anak Semua Bangsa karya Pramudya Ananta Toer | Review Buku 3 […]

    Suka

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai